Perbaikan dan Pemeliharaan pada Eskalator atau Tangga Jalan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.         LATAR BELAKANG
Eskalator atau tangga jalan adalah salah satu transportasi vertikal berupa konveyor untuk mengangkut orang, yang terdiri dari tangga terpisah yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah mengikuti jalur yang berupa rail atau rantai yang digerakkan oleh motor.
Karena digerakkan oleh motor listrik , tangga berjalan ini dirancang untuk mengangkut orang dari bawah ke atas atau sebaliknya. Untuk jarak yang pendek eskalator digunakan di seluruh dunia untuk mengangkut pejalan kaki yang mana menggunakan elevator tidak praktis. Pemakaiannya terutama di daerah pusat perbelanjaan, bandara, sistem transit, pusat konvensi, hotel dan fasilitas umum lainnya.
Keuntungan dari eskalator cukup banyak seperti mempunyai kapasitas memindahkan sejumlah orang dalam jumlah besar dan tidak ada interval waktu tunggu terutama di jam-jam sibuk dan mengarahkan orang ke tempat tertentu seperti ke pintu keluar, pertemuan khusus, dll.
Jika kita mendirikan bangunan, bukan hanya keindahan tampak bangunan dan keserasian bangunan terhadap lingkungan yang harus kita perhatikan. Namun juga keamanan bangunan tersebut terhadap segala bencana yang dapat diakibatkan oleh kurang diperhatikannya perencanaan instalasi yang terdapat didalam bangunan tersebut.
Selain itu juga harus diusahakan kemudahan bagi penyelamatan penghuni bila terjadi bencana. Setiap rencana instalasi dari bangunan yang akan dilaksanakan harus diteliti dahulu oleh seksi Instalasi dan Perlengkapan Bangunan/TPIB (Team Penasehat Instalasi dan Perlengkapan Bangunan).

1.2.         PERUMUSAN MASALAH
1.      Apa itu eskalator?
2.      Bagaimana metode pelaksaan pekerjaan eskalator?
3.      Bagaimana cara kerja eskalator?
4.      Bagaimana cara perawatan eskalator?

1.3.         TUJUAN PENELITIAN
1.      Mengetahui metode pelaksaan pekerjaan eskalator
2.      Mengidentifikasi kerusakan-kerusakan yang terjadi pada eskalator
3.      Mengetahui cara kerja eskalator
4.      Mengidentifikasi perawatan eskalator


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.    Pengertian Eskalator
Escalator dan Travelator adalah sistem transportasi vertikal didalam bangunan gedung untuk memindahkan orang / barang dari satu lantai ke satu lantai yang berikutnya. Perbedaan keduanya adalah :
Escalator diprioritaskan untuk transportasi orang dengan barang bawaan yang dijinjing sedangkan travelator untuk transportasi orang dengan barang yang didalam trolley.
Eskalator atau tangga jalan adalah salah satu transportasi vertikal berupa konveyor untuk mengangkut orang, yang terdiri dari tangga terpisah yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah mengikuti jalur yang berupa rail atau rantai yang digerakkan oleh motor.
Karena digerakkan oleh motor listrik , tangga berjalan ini dirancang untuk mengangkut orang d                                                                                                                                                                                                                                               ari bawah ke atas atau sebaliknya. Untuk jarak yang pendek eskalator digunakan di seluruh dunia untuk mengangkut pejalan kaki yang mana menggunakan elevator tidak praktis. Pemakaiannya terutama di daerah pusat perbelanjaan, bandara, sistem transit, pusat konvensi, hotel dan fasilitas umum lainnya.
Keuntungan dari eskalator cukup banyak seperti mempunyai kapasitas memindahkan sejumlah orang dalam jumlah besar dan tidak ada interval waktu tunggu terutama di jam-jam sibuk dan mengarahkan orang ke tempat tertentu seperti ke pintu keluar, pertemuan khusus, dll.
http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/files/2007/02/Automatic-Escalator-300x246.jpg
Pemilihan Escalator dan Travelator ditentukan oleh besarnya kapasitas yang diinginkan karena kecepatannya sudah tertentu, sedangkan faktor lainnya yang juga harus dipertimbangkan adalah hal sebagai berikut :
Sudut kemiringan, lebih didasarkan pada keterbatasan perencanaan dan kenyamanan.
Tinggi antar lantai, lebih didasarkan pada keputusan perencanaan.
Sistem operasi, memungkinkan elevator bisa digerakan dengan arah keatas atau kebawah.

2.2.    Metode Pelaksanaan Eskalator
Metode pelaksanaan untuk pekerjaan pengadaan dan pemasangan unit escalator adalah sebagai berikut :
1.   PEKERJAAN PERSIAPAN
      Pelaksanaan persiapan pekerjaan pengadaan dan pemasangan Escalator meliputi :
a.    Klarifikasi final specifikasi teknis unit escalator
b.    Membuat shop drawing untuk disetujui oleh pihak terkait sebagai gambar pelaksanaan.
c.    Membuat schedule pelaksanaan pekerjaan.
d.   Pembuatan site office untuk penyimpanan sebagian  material dan alat kerja.

2.   PABRIKASI
      Pelaksanaan pekerjaan pabrikasi, dapat dilaksanakan setelah final specifikasi teknis dan shop drawing disetujui bersama.

3.   SHIPMENT
      Pengriman (pengapalan) dilaksanakan setelah seluruh kelengkapan unit escalator selesai diproduksi, dan diperkirakan 3 (tiga) minggu setelah pengapalan unit tersebut akan sampai dilokasi proyek.

4.   UNIT ON SITE
      Pengiriman unit dari pelabuhan tanjung periok ke lokasi proyek secara bertahap, sesuai kondisi lapangan dengan mengunakan truk container.
      Untuk kelancaran pekerjaan tersebut diatas, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh pihak lain (Kontraktor Sipil), antara lain :
Pengadaan lokasi penempatan unit onsite (diperkirakan sebannyak ….. case)
Pengadaan jalan masuk kelokasi penempatan untuk akses truk container dan forklif.

5.   PEKERJAAN PEMASANGAN UNIT ESCALATOR
      Pekerjaan pemasangan  escalator dapat dimulai setelah :
a.    Unit  escalator sudah masuk ke lokasi proyek
b.    Hoistway  escalator telah selesai pengerjaannya.

Adapun beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh kontraktor sipil dalam pembuatan hoistway  escalator, antara lain :
a.       Ukuran bersih hoistway  escalator dan ketegak lurusnya.
b.      Kedalaman pit escalator.
c.       Tempat dudukan escalator (reaction force)
d.      Hoisting hook untuk pengangkatan  escalator (Kapasitas 8 ton).
Ukuran / dimensi dari hal tersebut diatas telah tercantum dalam shop drawing  escalator.
·         Pekerjaan Pemasangan Escalator terdiri dari beberapa tahap antara lain :
·         Pekerjaan Pemasangan Escalator :
Transportasi ke void escalator
 yaitu pengangkatan unit untuk di letakkan ditempat yang paling dekat dengan lobang dengan menggunakan Hand Pallet dan Pallet kotak atau dengan menggunakan forklift.
Joint Frame dan Rail
Pekerjaan penyambungan potongan frame dan rail escalator menjadi satu sebelum diletakkan di pit escalator.peralatan yang harus disediakan yaitu joice, hand pallet, kunci – kunci, peralatan pengelasan.
Wiring dan Koneksi Kabel
Koneksi safety device dan panel escalator serta pemasangan kabel – kabel

Erection Frame
Peletakkan Unit Escalator ke dalam void / pit escalator dengan menggunakan Chain block yang diletakkan di hook yang disediakan oleh gedung
Plumb / Centering
Proses pengukuran level escalator terhadap finishing floor untuk dipakai sebagai ukuran pemasangan bracket.
Pemasangan Bracket
Pekerjaan Pemasangan bracket untuk dudukan kaca escalator serta outside deck
Pemasangan Out Side
Adalah Cover Frame yang dipasang pada sisi luar kaca escalator
Pemasangan Kaca
Pemasangan Kaca escalator dengan posisi menumpang pada bracket.
Pemasangan Handrail
Pemasangan karet pegangan untuk penumpang yang naik di escalator.
Pemasangan Inside Deck dan Skirt Guard
Pemasangan Cover Frame yang dipasang pada sisi dalam kaca escalator dan pemasangan dinding pembatas step sisi kanan kiri bagian dalam escalator
Testing
Pelaksanaan pengetesan escalator dengan secara bertahap dengan langkah pertama escalator dijalankan manual, maintenant,baru sesudahnya dapat dijalankan secara normal.
Pemasangan Step
Adalah pemasangan seluruh step ( pijakan kaki penumpang escalator ) sebelum pelaksanaan running test.
Commissioning
Proses running test escalator.
Reksa Uji
Proses pengujian kelayakan escalator oleh pihak depnaker.

  METODE PELAKSANAAN PENEMPATAN ESCALATOR PADA VOID (ERECTION)
Hal hal yang diperlukan dalam pelaksanaan erection  antara lain :
1. Persiapan
Dalam hal ini dibagi menjadi dua yaitu :
-          Persiapan peralatan antara lain Chaion blok, Square pallet, Hand Pallet, Wire rope dll.
-          Persiapan lokasi yaitu :
Pengechekan void (pengukuran void dan pembersihan area)
Pengechekan penempatan wire rope (hook atau lubang untuk hook)

 2. Erection Unit
Setelah Escalator berada dekat di void dan telah di joint/Assembly maka langkah pertama yang dilakukan adalah pemasangan chain block pada hook atau ware rope yang diikatkan pada lubang dilantai atas void. Kemudian ujung rantai diikatkan pada frame escalator (upper dan lower escalator) untuk kemudian diangkat dan diletakkan di void escalator seperti gambar dibawah ini.

METODE PELAKSANAAN PENGETESAN ESCALATOR
      1.   Check Input Tegangan 3 Phase.
      2.   Check Wiring dan Mechanik.                      
      3.   Test Maintenant Speed.
      4.   Check Roller Step, Chain dan Hand Rail.
      5.   Setting Seluruh Safety Switch.
      6.   Check Pelumasan.
      7.   Penambahan Step 50 % Dari Total.         
      8.   Test Normal Speed.       
      9.   Pembersihan.              
     10.  Check Pelumasan.
    

2.3.      Cara kerja escalator

Pendaratan/Landing
Floor plate rata dengan lantai akhir dan diberi engsel atau dapat dilepaskan untuk jalan ke ruang mesin yang berada di bawah floor plates.
Comb plate adalah bagian antara floor plate yang statis dan anak tangga bergerak. Comb plate ini sedikit miring ke bawah agar geriginya tepat berada di antara celah-celah anak tangga-anak tangga. Tepi muka gerigi comb plate berada dibawah permukaan cleat.
Landasan penopang/Truss
Landasan penopang adalah struktur mekanis yang menjembatani ruang antara pendaratan bawah dan atas. Landasan penopang pada dasarnya adalah kotak berongga yang terbuat dari bagian-bagian bersisi dua yang digabungkan bersama dengan menggunakan sambungan bersilang sepanjang bagian dasar dan tepat dibawah bagian ujungnya. Ujung-ujung truss tersandar pada penopang beton atau baja.

Struktur perletakan Eskalator pada lantai gedung
Lintasan
Sistem lintasan dibangun di dalam landasan penopang untuk mengantarkan rantai anak tangga, yang menarik anak tangga melalui loop tidak berujung. Terdapat dua lintasan: satu untuk bagian muka anak tangga (yang disebut lintasan roda anak tangga) dan satu untuk roda trailer anak tangga (disebut sebagai lintasan roda trailer). Perbedaan posisi dari lintasan-lintasan ini menyebabkan anak tangga-anak tangga muncul dari bawah comb plate untuk membentuk tangga dan menghilang kembali ke dalam landasan penopang.

https://f4iqun.files.wordpress.com/2008/11/escalator-2.jpg?w=468

Sistem pergerakan Eskalator
https://i0.wp.com/static.howstuffworks.com/gif/escalator-steps.jpg
Anak tangga (individual steps) dari Eskalator

Lintasan pembalikan di pendaratan atas menggulung anak tangga-anak tangga mengelilingi bagian ujung dan kemudian menggerakkannya kembali ke arah yang berbeda. Lintasan overhead berfungsi untuk memastikan bahwa roda trailer tetap berada di tempatnya saat rantai anak tangga diputar kembali.
******
RIWAYAT MOVING WALK
Banyak sebutan pada alat yang satu ini, di antaranya adalah Moving Walkway,Moving Sidewalk, Moving Pavement, Walkalator, Travelator, atau Moveator.
Moving Walkway adalah alat angkut perpindahan orang dan barang dari satu tempat ke tempat lain pada satu lantai atau pada lantai yang berbeda level dan bergerak sesuai dengan prinsip pergerakan pada eskalator. Dengan demikian, konveyor ini adalah pengembangan ide dari eskalator dan bisa dipasang pada posisi mendatar(horisontal) ataupun miring (inclined) dengan kemiringan 10 – 20 derajat.
https://i0.wp.com/upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/73/CMHWalkway.JPG
Moving walkway (horisontal) di Bandara Internasional Port Columbus
https://i0.wp.com/upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/60/Moving_sidewalk.jpg
Moving walkway (inclined) di Stasiun Metro Beadry, Montreal
https://i2.wp.com/upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/26/Parisian_high-speed_walkway.jpg
Moving walk (horisontal) di Stasiun metro Bienvenue Paris berkecepatan 9 km/jam
Kegunaan dari alat transportasi ini adalah berfungsi untuk membawa barang-barang bawaan yang diletakkan di dalam kereta dorong (trolley) naik atau turun dari lantai satu ke lantai lain. Biasanya terdapat di supermarket, mal, stasiun kereta ekspress, dll.
Dan bila dipasang secara mendatar pada satu lantai, berfungsi untuk meringankan beban dari orang yang berjalan dengan membawa barang dan menempuh jarak yang relatif jauh. Misalnya pada terminal di bandara internasional yang luas, musium, kebun binatang, atau aquarium (water world).
https://f4iqun.files.wordpress.com/2008/11/walkway_infographic416.jpg?w=468
Contoh gambar konveyor Moving Walkway



























Escalator
escalatorEscalator adalah sebuah perangkat transportasi conveyor untuk mengangkut orang dan juga barang, yang terdiri dari step anak tangga yang bergerak ke atas atau ke bawah pada trek, yang menetapkan setiap permukaan anak tangga pada posisi horisontal.
Sebuah Walkway bergerak, Sidewalk bergerak, Walkalator, Travelator atau Moveator adalah Conveyor Belt yang bergerak lambat yang mengangkut orang secara horisontal atau pada bidang miring, cara yang sama berlaku juga pada sebuah escalator. Dalam kedua kasus, pengendara dapat berjalan atau berdiri. Sidewalk sering diberikan secara berpasangan, satu untuk setiap arah.
Sebagai sebuah daya gerak, tangga yang bergerak terus-menerus dirancang untuk mengangkut penumpang naik dan turun secara vertikal jarak pendek, escalator digunakan di seluruh dunia untuk lalu lintas pejalan kaki yang bergerak dimana jika lift digunakan menjadi tidak praktis. Tempat utama penggunaan escalator meliputi pusat perbelanjaan, bandara, sistem transit, pusat perdagangan, hotel dan gedung-gedung publik.
Manfaat dari escalator terhitung banyak, karena memiliki kapasitas untuk memindahkan sejumlah besar manusia dan dapat ditempatkan dalam ruang fisik yang sama seperti akan tangga, tidak ada interval waktu tunggu, kecuali jika lalu lintas yang sangat padat, dapat digunakan untuk mengarahkan orang menuju pintu keluar utama atau pameran khusus, dan memungkinkan ketahanan terhadap cuaca pada penggunaan mengarah ke pintu keluar.
escalatorEscalator dan sepupunya moving walkways yang didukung oleh motor arus bolak-balik kecepatan konstan dan bergerak sekitar 0,3-0,6 m per detik (1-2 ft/s). Sudut kemiringan maksimum escalator terhadap garis horizontal adalah 30 derajat dengan panjang standar sekitar 18 m (60 ft).
Escalator modern memiliki anak tangga (step) logam dalam simpul tertutup yang bergerak pada trek. Escalator biasanya digunakan secara berpasangan dengan satu unit naik dan unit yang lain turun, namun di beberapa tempat, khususnya toko-toko dan stasiun tidak ada escalator turun, yang ada hanya escalator naik saja.
Escalator modern di gedung-gedung dan pusat perbelanjaan memiliki sisi kaca yang memperlihatkan gerakannya dan meskipun kebanyakan escalator berbentuk lurus namun beberapa ada yang menggunakan versi melengkung.
Sebagian besar escalator mempunyai pegangan tangan (handrails) yang bergerak berkisar mengikuti gerakan tangga. Arah gerakan keatas atau kebawah dapat ditetapkan secara permanen atau dapat juga dikendalikan oleh personil sesuai dengan waktu atau secara otomatis dapat dikendalikan oleh siapa saja yang datang pertama, apakah kearah bawah atau kearah atas dan tentu saja sistem ini diprogram sehingga arah tidak terbalik saat seseorang berada di escalator. Dua kasus terakhir, harus ada pendekatan alternatif.
escalator-pictureSejumlah faktor yang mempengaruhi desain escalator, termasuk persyaratan fisik, lokasi, pola lalu lintas, pertimbangan keselamatan dan pilihan estetika. Terutama, faktor fisik seperti bentangan jarak vertikal dan horizontal harus dipertimbangkan. Faktor-faktor ini akan menentukan ketinggian puncak escalator dan panjang yang sebenarnya. Kemampuan membangun infrastruktur untuk mendukung komponen yang berat juga merupakan keprihatinan fisik penting. Lokasi sangat penting karena escalator harus terletak, dimana dapat dengan mudah dilihat oleh publik. Di department store, pelanggan harus dapat melihat barang dagangan dengan mudah. Selanjutnya, lalu lintas naik dan turun escalator harus terpisah secara fisik dan tidak boleh mengarahkan ke ruang-ruang terbatas.
Pola lalu lintas juga harus diantisipasi dalam desain escalator. Dalam beberapa bangunan tujuannya adalah hanya untuk memindahkan orang dari satu lantai kelantai yang lain, tetapi ditempat lain mungkin ada persyaratan yang lebih spesifik, seperti menyalurkan pengunjung menuju pintu keluar utama atau pameran. Jumlah penumpang juga penting karena escalator dirancang hanya untuk membawa muatan dalam jumlah maksimum tertentu. Sebagai contoh, sebuah escalator tunggal bergerak sekitar 0,45 m per detik dapat memindahkan sekitar 170 orang per periode lima menit, model yang lebih luas sekitar 0,6 meter per detik dapat menangani sebanyak 450 orang dalam periode waktu yang sama. Kapasitas angkut escalator harus sesuai dengan lalu lintas puncak yang diminta. Hal ini sangat penting pada aplikasi di mana terdapat peningkatan mendadak jumlah penumpang. Sebagai contoh, escalator digunakan di stasiun kereta api harus didesain untuk melayani puncak arus lalu lintas kepulangan dari kereta, tanpa menyebabkan antrian berlebihan dipintu masuk escalator.
Tentu saja, keamanan juga menjadi perhatian utama dalam desain escalator. Perlindungan kebakaran lantai escalator-pembukaan dapat disediakan dengan menambahkan alat penyiram otomatis atau jendela tahan api untuk pembukaan, atau dengan menginstal escalator dalam api tertutup dilindungi aula. Untuk membatasi bahaya overheating, ventilasi untuk ruang-ruang yang berisi motor dan roda gigi harus disediakan. Ini adalah pilihan yang tangga tradisional yang terletak berdekatan dengan escalator jika escalator adalah sarana utama transportasi antara lantai. Mungkin juga diperlukan untuk memberikan berdekatan dengan mengangkat lift escalator untuk kursi roda dan penyandang cacat. Akhirnya, pertimbangan harus diberikan kepada estetika escalator. Arsitek dan desainer dapat memilih dari berbagai gaya dan warna untuk pegangan tangan dan berwarna panel samping.
Lebar step escalator standart
Ukuran
Millimetre
Inchi
Kapasitas Step
Penggunaan
Sangat Kecil
400 mm
16 in
Satu penumpang  dgn kaki sejajar
Desain lama, sudah jarang digunakan saat ini
Kecil
600 mm
24 in
Satu penumpang
Tempat bervolume rendah, bagian teratas department store atau ruangan terbatas
Sedang
800 mm
32 in
Satu penumpang dengan satu paket bawaan atau koper
Pusat perbelanjaan, department store, bandara kecil
Besar
1000 mm
40 in
Dua penumpang dengan orang lain dapat melewatinya
Arus utama sistem bawah tanah, bandara besar, stasiun kereta api, beberapa bangunan toko pelayanan eceran
Components
1.     Top and Bottom Landing Platforms – Lantai pendaratan berbentuk plat datar (platform) dibagian ujung Atas dan Bawah. Dua bagian ini merupakan rumah bagi kedua bagian melengkung dari rel, roda gigi dan motor yang menggerakkan tangga. Platform bagian atas berisi perakitan motor dan perlengkapan penggerak utama, sementara bagian bawah pemegang tuas-tuas sprocket yang kembali. Bagian ini juga ujung penyangga jangkar escalator. Selain itu, platform berisi plat lantai dan plat sisir (comb plate). Plat lantai menyediakan tempat bagi penumpang untuk berdiri sebelum mereka melangkah ke tangga yang bergerak. Plat ini sama datar dengan lantai dan dapat dipindahkan untuk memudahkan akses ke mesin dibagian bawahnya. Plat comb adalah bagian antara plat lantai yang tetap dan anak tangga yang bergerak. Dinamakan demikian karena sebagian sisinya memiliki serangkaian paku yang menyerupai gigi sisir. Gigi-gigi yang renggang ini selaras dengan alur sisi tangga. Desain ini diperlukan untuk memperkecil gap antara tangga dan pendaratan dan membantu mencegah benda-benda dari luar terperangkap dalam gap dan ruang dibawah platform .
2.      The Truss – adalah struktur gugus batang logam berongga penyangga bawah dan atas landing. Bagian ini terdiri dari dua bagian sisi tergabung bersama dengan palang penjepit lintasan di bagian bawah dan dibagian atas. Ujung-ujung truss yang melekat pada platform landing atas dan bawah melewati kerangka baja atau beton pendukung. Truss ini membawa semua bagian trek secara lurus yang menghubungkan bagian atas dan bawah.
3.      The Tracks – Sistem trek dibangun ke dalam truss untuk memandu rantai anak tangga, yang secara terus-menerus menarik anak tangga dari lantai platform bawah dan kembali ke puncak dalam loop tanpa henti. Sebenarnya ada dua trek: Satu untuk roda depan tangga disebut step-wheel track dan satu untuk roda belakang tangga disebut trailer-wheel track. Posisi relatif trek ini menyebabkan anak-anak tangga  membentuk sebuah tangga ketika mereka bergerak keluar dari bawah plat comb. Sepanjang bagian lurus dari truss, rel berada pada jarak terpisah maksimum. Konfigurasi ini memaksa bagian belakang dari satu anak tangga berada pada sudut 90 derajat relatif terhadap anak tangga sesudahnya. Sudut siku-siku ini melipat anak tangga ke bentuk tangga. Di bagian atas dan bawah escalator, kedua track bertemu sehingga roda depan dan belakang dari anak tangga hampir dalam segaris lurus. Hal ini menyebabkan tangga rebah di seperti lembaran flat datar tersusun, satu demi satu, sehingga mereka dapat dengan mudah melakukan perjalanan dibagian lipatan melengkung trek. Trek membawa anak-anak tangga turun sepanjang sisi bawah truss sampai mencapai dasar tangga, di mana anak-anak tangga melewati bagian lengkung lain dari trek sebelum keluar dari bawah tangga. Pada titik ini trek yang terpisah dan anak-anak tangga sekali lagi memulai konfigurasi sebuah kasus tangga. Siklus ini diulang terus-menerus sebagai anak-anak tangga yang ditarik dari bawah ke atas dan kembali ke bawah lagi.
4.      The Step – Anak-anak tangga solid dan berdiri sendiri, utuh, dicetak dari aluminium tuang. Lembaran karet dapat ditempelkan pada permukaannya untuk mengurangi slip dan garis demarkasi kuning dapat ditambahkan untuk memperjelas bagian sisi-sisinya. Sisi yang mendahului dan mengikuti jejak setiap anak tangga yang memiliki kisi-kisi yang menonjol seperti sisir atau seperti tonjolan berlubang dengan plat comb di bagian atas dan bawah platform. Anak-anak tangga dihubungkan oleh untaian rantai besi hingga membentuk sebuah loop tertutup dengan setiap anak tangga dapat melipat. Bagian sisi depan dan belakang dari anak tangga masing-masing terhubung ke dua roda. Roda belakang diatur terpisah lebih lanjut untuk masuk ke trek belakang dan as roda depan harus lebih pendek untuk masuk ke trek sempit depan. Seperti dijelaskan di atas, posisi dari kontrol trek ber-orientasi anak tangga.
5.      The Railing – Pagar yang memberikan pegangan yang nyaman untuk penumpang agar mereka naik escalator. Hal ini dibangun dari empat bagian yang berbeda. Di tengah-tengah pagar adalah “slider,” juga dikenal sebagai “glider ply,” yang merupakan lapisan dari katun atau sintetis tekstil. Tujuan dari lapisan slider adalah untuk memungkinkan pagar untuk bergerak dengan lancar di sepanjang jalur. Lapisan berikutnya, yang dikenal sebagai tension member, terdiri dari salah satu kabel baja atau pita flat baja. Ini memberikan pegangan (handrail) yang memiliki kekuatan tarik dan juga fleksibel. Di atas tension member adalah komponen konstruksi inti, yang terbuat dari karet dibuat secara kimia yang dirancang untuk mencegah lapisan menjadi terpisah. Akhirnya, lapisan luar, satu-satunya bagian yang benar-benar dapat dilihat, adalah karet penutup, yang merupakan campuran polimer dan karet sintetis. Penutup ini dirancang untuk melawan degradasi dari kondisi lingkungan, sobek dan perusakan oleh manusia. Railing dibangun dari campuran karet dianalisa melalui komputer, mesin terkontrol tekanan untuk menghasilkan ukuran lapisan dan jenis urutan yang diperlukan dalam rangka untuk mencocokkan urutan khusus. Komponen lapisan kain, karet dan baja dibentuk oleh pekerja yang terampil sebelum dimasukkan ke dalam menekan, di mana mereka kemudian dijadikan satu. Ketika diterapkan, railing selesai ditarik sepanjang trek dengan rantai yang terhubung ke penggerak gear utama oleh serangkaian katrol.
sidewalkescalator-prts
Gbr. 1 Escalator                       Gbr. 2 Escalator Protection
Komponen pendukung sebuah escalator:
1.      Electric Motor, Motor Listrik
2.      Drive Gear, Penggerak Gear
3.      Handrail Drive, Penggerak Handrail
4.      Handrail, Sabuk tegangan bergerak
5.      Step, Anak Tangga
6.      Return Wheel, Roda Pembalikan
7.      Chain Guide, Rantai Pemandu
8.      Inner Rail, Rel Dalam
escalator
Gbr. 3 Escalator
9.      Lower Landing, Platform yang terletak di kaki escalator.
10.  Upper Landing, Platform yang terletak di ujung atas escalator.
11.  Comb. Bagian dari peralatan escalator yang memiliki gigi seperti sisir yang cocok dengan alur step untuk mencegah benda-benda kecil memasuki mekanisme internal escalator.
12.  Step, Diartikulasikan sebagai bagian horisontal yang berdiri pada saat naik atau turun (anak tangga bergerak).
13.  Skirt, Bagian proyeksi dari setiap sisi escalator, fungsinya adalah untuk mengamankan susunan tangga.
14.  Balustrade, Bagian pagar pengaman di setiap sisi escalator.
15.  Newel, Bagian bulat balustrade, yang terletak di ujung tangga.
16.  Handrail, Bagian pegangan yang bergerak atau sabuk pagar bergerak sepanjang pegangan.

TIP AMAN BERJALAN DI ESCALATOR 

Mungkin anda pernah mendengar berita mengenai seorang anak yang mengalami kecelakaan karena tanganya terjepit eskalator dan si anak itu terjepit dalam waktu yang cukup lama karena harus menunggu petugas datang untuk menghentikan eskalator.

Saya coba memberikan tips-tips dan pengalaman saya untuk menghindari kecelakaan akibat eskalator.

Berikut ini tips aman berjalan di eskalator :

1. Selalu melihat kedepan, searah dengan jalanya eskalator. Hal ini untuk mengantisipasi apabila didepan ada halangan atau batas eskalator atau pengguna eskalator di depan anda terjatuh.

2. Berpeganganlah pada
 handrail yang disediakan sehingga kita tidak mudah terjatuh. Karena dalam posisi di eskalator kita mudah sekali kehilangan keseimbangan.

3. Hindari bagian tepi dari setiap anak tangga, karena sangat beresiko menjepit kita. Biasanya ada garis batas warna kuning ditepi anak tangga tersebut sebagai pembatas tempat kaki kita.

4. Menggunakan alas kaki yang aman, karena beberapa alas kaki tidak diperkenankan untuk digunakan saat berada di eskalator.

5. Hindari membawa anak didalam stroller saat menggunakan eskalator. Lebih disarankan menggunakan elevator atau lift. Tetapi apabila terpaksa lebih baik posisi anak tidak didalam stroller.

6. Berikan informasi mengeanai bahaya dari penggunaan eskalator yang tidak tepat. Misal bermain diatas eskalator, atau tidak berpegangan pada handrail dsb.

7. Apabila terjadi kecelakaan, temukan tombol untuk mematikan eskalator yang biasanya terletak dibagian sisi ujung eskalator baik di bagian atas maupun di bagian bawah dari Escalator, tombol tersebut berwarna merah. Atau anda bisa mendorong dengan kaki karet dibagian ujung eskalator dibawah handrail.

Demikian tips aman berjalan di eskalator, semoga bermanfaat.







https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgR5qog4Q7jTTbgJ8CQNvO-s5oSlh-sqURY01lCssRhnfqhak550KUdTspHTWt1Y44g_WywkLG7D0IQjDSvSL26YHje9pyexepRR_JTfJMUfXl4Whix2CtstKH7WNUGPETuch0rVdXc1H7L/s320/crocs-d-3.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpQjIOYT9Ghb_WuKkifo5n9pXc-RhU_ltHT51ZYbkQFQAOAW3vWMPuR6hDw4Cl74v9w2OJ_P47Zu9_qlxhLPmNzVZxI2JPKcjqDvu01XaWW9PS6519oz41LuYwEMMVx8lMr0FmYMzODkjK/s1600/Sendal+kejepit+step.jpg

Macam Macam Motor Elevator

3052010
Jika kita lihat dari jenis motornya, maka elevator bisa dibagi menjadi beberapa jenis.
https://elevatorescalator.files.wordpress.com/2010/05/geared.jpg?w=300&h=189
Geared elevator machine
 Geared Elevator.  Tipe ini merupakan model yang masih digunakan dari dulu sampai sekarang. Perubahannya adalah besar motornya. Dimana geared motor yang sekarang menggunakan inverter dan ukurannya lebih kecil dari yang dulu.
Geared menggunakan motor AC dengan worm gear untuk mengurangi kecepatan RPM nya.  Setiap manufaktur mempunyai rancangannya masing masing. Tapi pada dasarnya desainnya hampir sama.
Gearless Elevator Motor
Gearless Elevator Motor
 Gearless Elevator.  Untuk Elevator / Lift High rise  dengan kecepatan tinggi, maka digunakan gearless elevator. Gearless Elevator mempunyai variasi kecepatan yang diatur oleh inverter. Model terbaru saat ini adalah VVVF (Variable Voltage Variable Frequency).
Tanpa menggunakan gear, putaran motor dapat lebih cepat sehingga dapat diaplikasikan ke kecepatan diatas 100 mpm.
https://elevatorescalator.files.wordpress.com/2010/05/mrl-motor.jpg?w=300&h=282
Kone MRL
 Machine Room Less Elevator.Dengan teknologi synchronous permanent magnet maka mesin elevator dapat dibuat lebih kecil, sehingga dapat masuk kedalam hoistway.
– Untuk mesin MRL lainnya seperti pada home lift ada juga yang berbentuk seperti drum, hanya saja namanya tetap gearless, tetapi lebih kecil.


SATURDAY, 1 NOVEMBER 2014
CARA MENGHITUNG PANJANG ESCALATOR
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5-JXWwRPgpptRVugk_Y_OOoMOVWiSx3VbMZ_Q0G3ObLh0ia2Eo-XuMkNWRczosn14o85aqW5bpffaoRC0MydcN22TA2K4JHRyokrcrxRUobPTi6QEiWjpdDCZN0ZC-6Gg1M-Y74TndXY/s1600/esc.jpg
ilustrasi escalator
Rumus menghitung panjang escalator :

L=1.732 x H + 4765 (untuk esc kemiringan 30 derajat)
L=1.428 x H + 4905 (untuk esc kemiringan 35 derajat)

contoh :
bila tinggi suatu lantai dalam gedung adalah 4000 mm / 4 meter berapakah panjang escalator yang dibutuhkan dengan kemiringan 30 derajat?

1.732 x 4000 + 4765 = 11.693
jadi kebutuhan panjang escalator untuk lantai tinggi rise 4 meter adalah sekitar 11 meter 

Eskalator pertama kali ditemukan pada awal abad ke-20 dalam upaya memenuhi keinginan untuk dapat mengangkut manusia dalam jumlah banyak secara berkesinambungan dari lantai bawah ke lantai di atasnya. Sedang ramp berjalan atau travelator (moving walks) baru diperkenalkan pada sekitar tahun 1950-an. Ramp berjalan/travelator adalah peralatan yang sanggup menghantarkan manusia ke tempat yang jaraknya cukup jauh dan relatif mendatar (sudut kemiringan yang kecil).

Pemilihan eskalator dan ramp berjalan didasarkan pada jumlah maksimum orang yang perlu dipindahkan dalam waktu limamenit (sama halnya dengan lift). Kemampuan sekelompok eskalator untuk mengangkut orang harus cocok dengan waktu tersibuk yang direncanakan. Hal ini perlu direncanakan secara cermat, terutama untuk aplikasi tertentu seperti stasiun kereta api(subway) dimana pada saat yang bersamaan sejumah penumpang keluar dari kereta api dan ingin segera cepat keluar.

Eskalator
Eskalator
(sumber : steycool.blogspot.com)

Eskalator dan ramp berjalan digerakkan oleh motor listrik yang berputar secara tetap dan dilengkapi dengan pegangan tangan yang bergerak sama cepatnya dengan kecepatan bergeraknya anak tangga/ramp. Kecepatan yang biasa digunakan adalah antara 0,45 - 0,60 meter/detik, tetapi dengan rancangan khusus, kecepatan eskalator dapat dipercepat di atas 0,70 meter/detik.

Eskalator hanya mempunyai dua jenis, jalur tunggal (untuk satu orang berdiri) dengan lebar 60 - 81 cm, dan jalur ganda (untuk dua orang berdiri bersamaan dalam satu anak tangga) dengan lebar 100 - 120 cm. Kemiringan maksimum yang dapat diterima adalah 35, dengan ketinggian maksimum 20 meter. Sedangkan ramp berjalan hanya mampu mempunyai ketinggian maksimum 15, dengan kecepatan antara 0,60 sampai dengan 1,33 meter/detik.

Kemampuan eskalator mengangkut orang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

  Tabel Daya Angkut Eskalator dalam Waktu Lima Menit
Jenis Eskalator
Kecepatan
Jumlah Penumpang
Tunggal
0,45 m/det
170 orang
Tunggal
0,60 m/det
225 orang
Ganda
0,45 m/det
340 orang
Ganda
0,60 m/det
450 orang

KARAKTERISTIK ESKALATOR DAN RAMP BERJALAN
Eskalator dan ramp dapat berjalan efektif, jika :
  • Dibutuhkan keseragaman kecepatan lalu lintas orang.
  • Terdapat kesinambungan arus manusia.
  • Mesin penggerak dapat diubah arah pergerakannya.
Keunggulan baik eskalator maupun ramp berjalan :
  • Mempunyai kapasitas untuk memindahkan orang dalam jumlah banyak.
  • Dapat menggantikan fungsi tangga.
  • Tidak membutuhkan waktu tunggu, kecuali pada kondisi lalu lintas manusia yang sangat padat.
  • Sangat bermanfaat untuk kebutuhan lalu lintas yang dapat meningkat dalam waktu-waktu tertentu.
  • Dapat mengarahkan arus manusia ke jalur tertentu.
  • Memudahkan orang untuk melihat-lihat sekelilingnya.
  • Perpindahan dari lantai ke lantai berlangsung secara lancar.
  • Dapat digunakan di ruang terbuka, jika digunakan yang tahan air (water proofed escalator / moving ramp).
  • Menjamin mengalirnya arus lalu lintas pada kecepatan tertentu.
  • Menjadikan lantai basement aksesibel, sama halnya dengan lantai permukaan tanah.
  • Menyediakan titik pemeriksaan (check point) yang efektif.
  • Digunakan untuk penggunaan lif double decker.
  • Digunakan untuk penggunaan lif dengan layanan ganjil / genap.
  • Sangat baik untuk jarak vertikal yang tidak terlalu panjang.
Namun jika dibandingkan dengan eskalator, ramp berjalan mempunyai karakteristik sebagai berikut :
  • Lebih landai sekitar 50%.
  • Membutuhkan luasan ruangan yang lebih besar untuk pemasangannya.
  • Dapat digunakan untuk kereta barang berjalan (trolleys).
  • Jika berhenti bergerak, gangguan pada arus pergerakan orang tidak begitu besar.
  • Lebih cocok bagi penyandang tuna daksa.
  • Membutuhkan rangka struktur penopang yang lebih besar.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifMzZLHsIjH9FpuEuNS0PUeV4gtSPc5P-KOYQVru5-r9jB8MsTnxGdSYV_AMKA4tZ92Aow8XRu2U2DZiKBvuVB963fiz1w2Eppo7e7IeEtq0amm77gHvGNWBcEo1h97IO19F19Rnpp9vw/s320/contoh+eskalator.JPG
Contoh Eskalator
(sumber : commons.wikimedia.org)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYZfhleq7MQxmAYNBGHMF1i0CQwTDrvMf_JRgEkJTHPL-RSx1kYd8XxwynCRltTzWjykY2ezCixyKUAFcTG1nmCXDtBGsAjjyWswKcHf3UcRCqK1ww45yDmD3JlZ_0Medu1I_KqXzqsYg/s320/contoh+travelator.JPG
Contoh Ramp Berjala / Travelator
(sumber : commons.wikimedia.org)


Secara umum peralatan eskalator terdiri atas :
1.         Rangka struktur (frame)
2.         Rel (rail)
3.         Rantai dan roda gigi (chain & gear)
4.         Anak tangga (step)
5.         Dinding penyangga rel tangan (balustrade)
6.         Pegangan tangan (hand rail)
7.         Lantai pijak (landing plates)
8.         Lantai bergerigi (combplates)
9.         Ruang mesin
10.     Pencahayaan (lighting)
11.     Unit penggerak (drive unit)
12.     Peralatan listrik (electrical parts)












Gambar Sketsa Rencana Escalator



2.1.1.   Rangka Struktur (frame)
      Ada dua jenis rangka struktur, yaitu :
1.      Rangka struktur dengan menggunakan solid H - beam
Pada umumnya rangka struktur dibagi atas tiga bagian :
·         Rangka atas (upper frame)
·         Rangka tengah (middle frame)
·         Rangka bawah (lower frame)
Ketiga bagian rangka tersebut dirakit dilokasi pemasangan dengan menggunakan baut khusus (punch bolt).
Keuntungan dari penggunaan rangka struktur dengan solid H beam adalah :
1.      Memudahkan transportasi (bisa dimasukkan kedalam kontainer)
2.      Memudahkan pengaturan jalan masuk ke lokasi pemasangan
3.      Lebih mudah untuk dipindahkan setelah unit dipsang.
Sedangkan kerugiannya :
1.      Lebih berat dari rangka struktur konstruksi besi siku
2.      Untuk pemasangannya diperlukan tenaga terampil.

2.   Rangka struktur dengan pemasangan konstruksi besi siku
Berbeda dengan escalator yang menggunakan rangka solid H beam, rangka jenis ini dikirim ke lokasi pemasangan dalam satu kesatuan yang talah dirakit lebih dahulu dipabrik pembuat.
Keuntungan dari penggunaan rangka konstruksi besi siku adalah :
·      Lebih ringan dibandingkan rangka solid H beam.
·      Lebih cepat didalam pemasangannya
Kerugiannya adalah :
·         Memerlukan transportasi khusus, terutama untuk unit – unit yang panjang/tinggi.
·         Jalan masuk kelokasi pemasangan perlu dipersiapkan dari awal saat pelaksanaan pekerjaan.
·         Setelah dipasang agak sulit dipindahkan.

                                    2.1.2.    Rel (rail)
       Rel berfungsi untuk mengarahklan gerakan luncuran roda rantai penggerak anak tangga (step chain roller) dan roda anak tangga(step roller). Rel harus dipasang dan disetel dengan benar agar gerakan roda anak tangga dan roda rantai penggerak anak tangga halus dan lurus, didalam pengoperasiannya rel ini harus diberi pelumas, material untuk rel ini umumnya besi siku.

2.1.3.      Rantai dan roda gigi (chain and gear)
Rantai dan roda gigi merupakan peralatan penggerak anak tangga dan pegangan tangan.
Ada beberapa jenis rantai :
1.         Rantai penggerak utama (driving chain)
2.         Rantai penggerak anak tangga (step chain)
3.         Rantai penggerak pegangan tangan (hand rail driving chain)

Ada beberapa janis roda gigi :
1.      poros roda gigi atas (upper terminal gear)
2.      Poros roda gigi bawah (lower terminal gear)

2.1.4.      Anak Tangga (step)
Anak tangga merupakan tempat pijakan dari penumpang escalator dan bagian permukaannya harus selalu dalam keadaan horizontal pada saat membawa penumpang. Adapaun material yang digunakan harus terbuat dari bahan – bahan yang tidak mudah terbakar seperti aluminium, stainless steel dan besi cor.
Untuk memudahkan penumpang dalam membedakan satu anak tangga dengan anak tangga yang lain harus diberi warna kuning. Ukuran dari anak tangga ini pada umumnya :
1.      600 mm, untuk satu orang per anak tangga.
2.      800 mm, (permintaan khusus)
3.      1000 mm, untuk dua orang per anak tangga.

2.1.5.      Dinding Penyangga Rel Tangan (balustrade)
            Yang dimaksud dengan balustrade adalah dinding kiri dan kanan dari escalator. Dasar dinding yang berdekatan dengan tangga biasanya terbuat dari kaca yang ditemper dengan ketebalan 10 mm (tempered glass balustrade), dapat juga mengguanakan stainless steel balustrade. Stainless steel balustrade dipakai untuk escalator yang dipasang pada stasiun kereta, bandar udara atau tempat lain yang sejenis, dimana banyak kemungkinan balustrade tersebut terkena benturan dari luar.












Balustrade



2.1.6.      Pegangan Tangan (handrail)
Dinding penyangga (balustrade) kiri dan kanan harus dilengkapi dengan rel penyangga tangan (handrail) yang dapat bergerak kontinu dan bersamaan arah dengan gerak tangga saat berjalan. Kecepatannya harus sama dengan kecepatan tangga saat berjalan.
Pegangan tangan berfungsi untuk membantu penumpang pada saat melangkah masuk atau keluar dari anak tangga, agar penumpang tidak jatuh atau terseret. Material yang dipergunakan untuk pegangan tangan ini adalah karet khusus (hypalon) dengan yang tahan panas, dimana panas tersebut sebagai akibat – gesekan – gesekan, baik yang disebabkan oleh mekanisme penggerak ataupun oleh gesekan antara handrail dengan frame handrail (aluminium).
















Gambar Handrail

            Untuk mekanisme handrail ini juga dilengkapi dengan switch pengaman terhadap benda – benda asing yang terjepit. Pada handrail (1 unit escalator terdapat 2 handrail) kelilingnya harus tersambung secara sempurna, artinya tidak boleh ada sambungan yang dapat menyebabkan macet akibat toleransi dengan handrail yang kecil dan pemuaian akibat panas (sifat zat apabila terkena panas akan memuai). Untuk itu diperlukan toleransi kurang lebih 2 mm, dengan sisi – sisi sampingnya. Panas yang timbul akibat gesekan adalah antara 400 – 450 C (merupakan panas maksimum untuk kondisi ruangan tanpa AC).
Mekanisme handrail ini menggunakan penggerak utama berasal dari rol – rol step yang digerakkan oleh rantai dan ditekan pula dengan rol – rol khusus yang menekan handrail sehingga akibat tekanan tersebut dan adanya putaran dari rol – rol tersebut menyebabkan handrail dapat bergerak.
            Dalam 1 unit escalator terdiri dari 4 unit rol (2 unit untuk menekan dan menggerakkan bagian atas dan 2 unit bagian bawah), penggerak handrail dan masing – masing terdiri dari 4 rol. Bahan rol tersebut adalah besi cor dan dibagian permukaannya dilapisi oleh karet tahan panas.










Gambar Mekanisme penggerak handrail

2.1.7.      Lantai pijak (Landing Plates)
Lantai pijak penting ditempatkan pada bagian masuk dan keluar escalator dikedua ujung escalator. Lantai selain berfungsi untuk tempat pijakan masuk dan keluar juga berfungsi sebagai penutup bagian mekanis escalator. Oleh karena itu harus dapat dibuka atau diangkat untuk memudahkan perbaikan escalator. Lantai ini harus dibuat dari material yang tahan api dan mampu memberikan kemantapan saat berpijak.

2.1.8.      Lantai Bergerigi (combplates)
Selain lantai pijak yang menutup ruang – ruang mesin maupun ruang mekanis escalator, ada lagi lantai spesifik yang melengkapi escalator yaitu lantai pijak yang mempunyai alur – alur bergerigi di ujungnya. Lantai ini fungsinya sebagai lantai pendarat bagi penumpang escalator dan alur – alur geriginya berfungsi untuk menyisir kotoran yang ada pada tangga (yang juga beralur).
Gigi pada combplates harus mempunyai kesejajaran dengan alur – alur pada tangga dan ujungnya tidak boleh sampai mengenai alur – alur dalam ditangga tersebut. Bagian yang begerigi harus dapat dipisahkan dengan bagian utama lantai sehingga jika gigi – gigi tersebut patah akan mudah untuk menggantinya. Jarak antara ujung gigi dengan alur dalam ditangga dan jarak antara akar gigi dengan bagian atas dari alur ditangga harus berada diantara 2,5 mm sampai 4 mm

2.1.9.      Ruang Mesin
Ruang mesin harus mempunyai kelonggaran yang cukup untuk seseorang melakukan perbaikan atau perawatan bagian – bagian mekanis dari penggerak escalator. Ventilasi yang tersedia harus cukup agar panas radiasi dari mesin dapat segera keluar.
Pencahayaan juga harus ada pada ruang mesin, lampu – lampunya harus dilindungi agar tidak mudah pecah terkena alat – alat atau gerak – gerak mekanis komponen mesin. Pintu – pintu untuk perawatan dan perbaikan harus mempunyai kunci yang hanya dapat dibuka oleh orang yang berkepentingan saja sehingga tidak sembarang orang dapat membukanya.

2.1.10.  Pencahayaan (lighting)
Jaringan listrik untuk pencahayaan pada daerah yang dekat dengan kaki, pencahayaan pada dinding balustrade, dan pencahayaan pada ruang mesin harus terpisah dari jaringan listrik untuk motor penggerak sehingga jika terjadi kegagalan pada motor atau komponen lainnya, lampu – lampu yang menerangi escalator akan tetap menyala.

2.1.11.  Unit Penggerak (drive unit)
            Unit penggerak terdiri dari :
    1. motor penggerak (motor induksi)
    2. Reduction gear box
    3. Rem magnet (magnetic brake)
Motor penggerak adalah motor induksi 3 phasa dengan arus bolak – balik, frekuensi 50 Hz, dapat terhubung bintang atau delta, dengan star-delta starting ataupun direct on line starting. Putaran dari motor penggerak ini kemudian diturunkan oleh reduction gear box, sehingga didapat kecepatan linear kurang lebih 30 meter permenit. Untuk menahan gerakan anak tangga pada saat motor terhenti, ataupun pada saat suplay daya terputus dipasang rem magnet.
2.1.      Peralatan Listrik (Electrical Parts)
Peralatan listrik dapat dibagi atas :
a.       Panel kontrol
Panel kontrol berfungsi untuk pengatur arah gerak naik dan turun dan juga berfungsi untuk mematikan atau menghidupkan motor escalator.
b.       Kontak pengaman
Escalator dilengkapi dengan kontak – kontak pengaman, baik untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada penumpang, maupun untuk mencegah kerusakan escalator itu sendiri.
             Ada dua jenis kontak pengaman :
1.    Reset secara otomatis (automatic reset)
2.    Reset secara manual (manual reset)
                   Adapun beberapa kontak pengaman yang umum dipasang :
1.      Handrail inlet safety switch
Berfungsi untuk mematikan escalator bila terdapat benda asing yang menahan gerakan pegangan tangan (handrail), ada 4 (empat) buah kontak pengaman yang dipasang : kanan atas, kiri atas, kanan bawah, kiri bawah, namun dilihat dari arah gerak escalator hanya 2 buah yang berfungsi :
-          arah naik : kanan dan kiri atas
-           arah turun : kanan dan kiri bawah
2.      Skirt guard safety switch
Berfungsi untuk mematikan escalator bila ada benda asing yang terjepit diantara skirt guard dan step (anak tangga), dipasang pada sisi kanan dan kiri. Jumlahnya disesuaikan dengan panjang escaltor namun pada umumnya 6 (enam) buah. Kontak adalah jenis reset otomatis.
3.      Driving chain safety switch
Berfungsi untuk mematikan escalator bila rantai penggerak utama putus. Kontak tidak otomatis reset (manual reset).
4.      Step chain tension safety switch
Berfungsi untuk mematikan escalator bila salah satu rantai penggerak anak tangga (step chain) putus atau tidak tegang. Kontak tidak otomatis reset.
5.      Step roller safety switch
Berfungsi untuk mematikan escaltor bila roda anak tangga keluar dari rel (tidak normal). Kontak tidak otomatis reset.
6.      Step travel safety switch
Berfungsi untuk mematikan escalator bila ada gerakan anak tangga yang tidak normal. Kontak tidak otomatis reset.

c.    Panel Pengoperasian (operating panel board)
Panel pengoperasian sesuai dengan namanya adalah untuk menghidupkan atau mematikan escalator. Fungsi yang umum tersedia :
1.      Tombol nyala (starting switch)
Tombol nyala harus ditempatkan pada kedua ujung escalator (atas dan bawah) dan penempatannya harus sedemikian rupa sehingga saat dinyalakan oleh operator, ia dapat melihat pergerakkan tangga. Tombol ini sebaiknya menggunakan type tombol yang berfungsi dengan memutar kunci (key operated switch)
2.        Tombol mati (stop switch)
Tombol mati mempunyai warna merah dan ditempatkan di kedua ujung escalator berdekatan dengan tombol nyala. Jika tombol ini digunakan, maka ia harus dapat memotong seluruh arus listrik  yang bekerja pada motor penggerak maupun rem.
3.        Tombol mati darurat (emergency stop switch)
Tombol darurat ini harus berwarna merah dan ditempatkan di kedua ujung escalator pada posisi yang memungkinkan untuk segera dijangkau tetapi harus pula cukup terlindung dari penyalaan yang tidak disengaja. Jika tombol ini ditekan, ia harus segera mematikan arus yang bekerja ada motor penggerak maupun pada rem.
4.        Tombol pendeteksi rantai putus ( broken step chain device)
Tiap escaltor harus dilengkapi dengan tombol yang dapat segera berfungsi mematikan arus listrik ke motor penggerak dan mengaktifkan rem jika rantai tangga terputus atau terenggang melampaui batas maksimum regangan jika gerak rantainya terganggu.

5.        Tombol pendeteksi kegagalan motor penggerak (broken drive devices)
       Jika escalator mempunyai sistem penggerak menghubungkan motor dengan sproket tangga melalui transmisi rantai, maka tombol ini harus ditempatkan pada posisi yang memungkinkan segera memotong arus listrik ke motor dan mengaktifkkan rem saat rantai penggerak putus.
           
Untuk cara – cara pengoperasian yang benar, dapat dibaca dari manual operasi yang diberikan oleh masing – masing pabrik pembuat. Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengoperasian escalator :

  1. Pada saat terjadi kebakaran, gempa bumi atau keadaan darurat lain, hendaknya seluruh escalator segera dimatikan oleh petugas, blokir jalan masuk / keluar escalator dan umumkan agar penumpang tidak menggunakan escalator.

  1. Untuk mencegah kerusakan escalator dan juga demi keselamatan, dianjurkan untuk mematikan escalator bila :
a.             Salah satu pegangan tangan tidak berjalan
b.             Ada bunyi tabrakan / gesekan yang tidak normal
c.             Keluar asap / bau terbakar dari panel kontrol maupun dari motor atau rem magnet.
d.            Ada balustrade kaca yang pecah.
e.             Ada salah satu penutup yang lepas
f.              Jumlah penumpang melebihi kapasitas

  1. Adapun hal – hal yang dianjurkan untuk diperhatikan
a.             Dilarang membuang sampah diatas anak tangga escalator
b.             Anak kecil hendaknya didampingi orang tua
c.             Dilarang duduk diatas anak tangga
d.            Dilarang menaiki / duduk pada pegangan tangan

2.3.       Pemilihan Escalator
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemesanan :
a.         Ketinggian dari lantai – kelantai (riser)
      Setiap escalator dibuat berdasarkan ketinggian dari lantai kelantai dimana escalator tersebut akan dipasang. Kesalahan menentukan ketinggian dari lantai ke lantai akan mengakibatkan perbedaan permukaan escalator dan lantai terakhir
b.        Jumlah kapasitas
       Berdasarkan kapasitas / kemampuan yang dipilih kemudian ditentukan jumlah dari escalator yang akan dipasang perlantai baik untuk arah naik maupun untuk arah turun.
c.         Konfigurasi pemasangan
       Ada dua jenis konfigurasi
1.       Sejajar / paralel
2.         Silang (crossing)
       Konfigurasi silang merupakan pilihan terbaik untuk kelancaran arus penumang, namun bila diinginkan penumpang untuk berkeliling terlebih dahulu seperti halnya pada pusat perbelanjaan, departemen store maka konfigurasi sejajar merupakan pilihan yang terbaik.
d.        Jenis balustrade
       Untuk escalator dengan kondisi operasi urban traffic, hendaknya dipilih panelled stainless balustrade, sedangkan untuk penggunaan pada pusat perbelanjaan dan sejenis lebih cocok dipakai jenis transparant glass balustrade. Bila penerangan disekeliling tidak mencukupi atau bila diinginkan oleh desainer interior dapat dipilih transparantbalustrade dengan lampu penerangan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pemasangan escalator :
  1. Reaksi dan jarak tumpuan (reaction and support spacing)
Berdasarkan jarak dari lantai kelantai yang telah ditentukan dan juga berdasarkan sudut (30/35 derajat), maka dapat ditentukan support spacing yang dibutuhkan agar escalator tersebut dapat terpasang, toleransi umunya berkisar antara 20 mm sampai 40 mm. Kita tidak perlu menghitung karena brosur umumnya telah disediakan tabel dari support spacing ini, beserta keterangan reaksi yang harus dipikul oleh struktur penunjangnya.

  1. Pit (sumuran)
Untuk escalator pada lokasi paling bawah diperlukan pit (sumuran), dimensi untuk pit ini (kedalaman, lebar dan panjang) harus dibuat sesuai dengan kebutuhan dan kedap air (water proof).
  1. Ruang antara (clearence)
Ruang antara yang dibutuhkan adalah minimum 2200 mm dihitung dari level anak tangga, sepanjang perjalanan dari anak tangga.

2.4.       Perawatan Escalator
Kita bicara mengenai suatu arti dari suatu perawatan escalator “true value maintenance”. Dalam perawatan escalator berarti kita melakukan suatu penghematan karena memperpanjang umur dari peralatan tersebut, jika :
-          Dilakukan oleh ahlinya
-          Menggunakan peralatan (tools) yang cocok
-          Memakai suku cadang yang tepat dan asli (correct genuine parts)
-          Dilaksanakan secara sistematis
Berdasarkan pengalaman, maka biaya perawatan escalator adalah :
  1. Kurang lebih 3 % dari harga barang pertahun untuk sistem menyeluruh / terpadu (full maintenance)
  2. Kurang lebih 2 % dari harga barang pertahun untuk sekadar oiling and greasing (OG- Maintenance)
      Umur rata – rata escalator yang wajar, jika dirawat secara teratur, sistematis periodik, dapat mencapai labih dari 40 tahun. Setelah berumur 30 sampai 40 tahun terserah kepada pemiliknya atau pengelola gedung.
      Escalator yang tidak dirawat akan rusak dalam waktu kurang lebih 5 – 6 tahun. Bila dirawat sekedarnya akan rusak pada umur 8 – 10 tahun. Sebagai contoh perbandingan biaya perawatan escalator setelah 40 tahun, dengan perawatan sama dengan 40 x 3 % = 120 % dari harga – harga awal. Sdangkan tanpa perawatan akan mengalami 4 atau 5 kali ganti baru atau 3 kali lipat lebih mahal.

2.5.       Sistem Perawatan
Ada dua cara berlangganan pemeliharaan escalator yang pada umumnya dilaksanakan oleh agen pemegang merk dagang, yaitu :
A.       Full or Comprehensive Maintenance (OM)
Sistem perawatan terpadu meliputi :
·         Pemeriksaan berkala (periodic check up)
·         Pelumasan (lubrication)
·         Penyetelan kembali (re-adjustment)
·         Penggantian part (replacement)
·         Reparasi, kecuali jika ada kerusakan tidak wajar (repair)
·         Test tahunan (annual test)
·         Pelayanan macet (call back service)
B.         Oil and Grease (OG), meliputi :
·         Pemeriksaan berkala
·         Pelumasan
·         Penyetelan sekedarnya (minor adjustment)
Sedangkan point no 4 – 7 atas dasar laporan/ pesanan terpisah, dan persetujuan tersendiri antara pelaksana dan pemilik atau pengelola gedung.
Keuntungan dan kerugian antara dua sistem
Atas dasar pengalaman maka sistem OM (full Maintenance) mempunyai banyak keuntungan dan secara total pada akhirnya lebih menguntungkan dibandingkan sistem OG.
Daftar perbandingan :
FULL MAINTENANCE (OM)
OIL AND GREASE (OG)
1.  Anggaran biaya tidak berubah tiap – tiap tahun dapat dianggarkan.
1. Biaya naik – turun tergantung repair dan part – part yang diganti.
2. Tidak perlu negosiasi atas suatu kerusakan
2. Atas dasar laporan kerusakan dan persetujuan.
3. Biaya mahal pada awalnya tetapi secara keseluruhan setelah + 10 tahun menjadi lebih murah, seterusnya lebih ekonomis.
3. Biaya murah pada awalnya karena escalator baru belum ada keausan atau kerewelan
4. Beban moral pemilik terhadap penyewa gedung berkurang jika terjadi kecelakaan
4. Manajemen gedung bertanggung jawab atas kecelakaan penumpang akibat kelalaian keterlambatan mengganti part

2.6.            Prosedur Pelaksanaan
Escalator dibagi atas dua macam golongan komponen :
1.       komponen utama yang senantiasa bekerja selama operasi memerlukan perawatan rata – rata 80 jam setahun.
a.       Traction machine termsuk motor dan brake
b.      Controller, tombol – tombol dan travelling cables fixtures
c.       - Rantai penarik (traction / chain) dan sproket
      - Rantai pembawa step
d.   Governor dan tripping switch
e.   Step roller and step track
f.   Hand rails dan lain – lain
2.  Komponen sampingan yang kurang / tidak berfungsi atau hanya berfungsi jika terjadi bahaya / emergency, memerlukan perawatan rata – rata 30 jam / tahun.
a. Step
b. Balustrade
c. Safety device
d. Indle – sheave
e. Landing step dan decking
masing – masing komponen mendapat giliran pemeriksaan / perawatan sesuai jadwalnya sehingga tidak ada yang terlupakan mulai dari peralatan pit terbawah sampai ujung atas kamar mesin.


2.7.       Cara kerja Eskalator
1.        Pendaratan/Landing
Floor plate rata dengan lantai akhir dan diberi engsel atau dapat dilepaskan untuk jalan ke ruang mesin yang berada di bawah floor plates.
Comb plate adalah bagian antara floor plate yang statis dan anak tangga bergerak. Comb plate ini sedikit miring ke bawah agar geriginya tepat berada di antara celah-celah anak tangga-anak tangga. Tepi muka gerigi comb plate berada dibawah permukaan cleat.
2.        Landasan penopang/Truss
Landasan penopang adalah struktur mekanis yang menjembatani ruang antara pendaratan bawah dan atas. Landasan penopang pada dasarnya adalah kotak berongga yang terbuat dari bagian-bagian bersisi dua yang digabungkan bersama dengan menggunakan sambungan bersilang sepanjang bagian dasar dan tepat dibawah bagian ujungnya. Ujung-ujung truss tersandar pada penopang beton atau baja.

1.jpg
Struktur perletakan Eskalator pada lantai gedung
3.             Lintasan
Sistem lintasan dibangun di dalam landasan penopang untuk mengantarkan rantai anak tangga, yang menarik anak tangga melalui loop tidak berujung. Terdapat dua lintasan: satu untuk bagian muka anak tangga (yang disebut lintasan roda anak tangga) dan satu untuk roda trailer anak tangga (disebut sebagai lintasan roda trailer). Perbedaan posisi dari lintasan-lintasan ini menyebabkan anak tangga-anak tangga muncul dari bawah comb plate untuk membentuk tangga dan menghilang kembali ke dalam landasan penopang.
2.jpg

3.jpg
Sistem pergerakan Eskalator
4.jpg
Anak tangga (individual steps) dari Eskalator

Lintasan pembalikan di pendaratan atas menggulung anak tangga-anak tangga mengelilingi bagian ujung dan kemudian menggerakkannya kembali ke arah yang berbeda. Lintasan overhead berfungsi untuk memastikan bahwa roda trailer tetap berada di tempatnya saat rantai anak tangga diputar kembali.




















BAB III
PENUTUP

3.1.      Kesimpulan
     Escalator yang tidak dirawat akan rusak dalam waktu kurang lebih 5 – 6 tahun. Bila dirawat sekedarnya akan rusak pada umur 8 – 10 tahun. Sebagai contoh perbandingan biaya perawatan escalator setelah 40 tahun, dengan perawatan sama dengan 40 x 3 % = 120 % dari harga – harga awal. Sdangkan tanpa perawatan akan mengalami 4 atau 5 kali ganti baru atau 3 kali lipat lebih mahal.

3.2.      Saran
            Escalator sebaiknya dilakukan pemeliharaan sesuai dengan jadwalnya agar lebih awet dan tahan lama dan tidak mudah rusak, dilakukan pemeliharaan yang rutin sesuai dengan jadwal juga bisa menghemat biaya, karena kalau rusak biaya untuk memperbaiki itu lebih mahal daripada biaya pemeliharaan.














LAMPIRAN
https://i.ytimg.com/vi/g_rGrAOjjzs/hqdefault.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYHFibkk4dmTAjHdUK0Z65rmYz6qUW8gYNFMwcItpR97rl8hSXAUcw1VWoLZ4USj7-8qeUE7knN_4FTZBruKTyzVymSBHB1fCoCPzF8A4UnR8wkEOIKjRHc1ZYHiPiUkW3AvLqnT12NYI/s1600/artikel175.jpg
https://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2014/06/19/31/874977/ppQwV8eDwi.jpg

Gambar Pengerjaan Eskalator

0 komentar:

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Total Tayangan Halaman

  © NOME DO SEU BLOG

Design by Emporium Digital